SELAMAT DATANG DI BLOG SAHRUL

Minggu, 03 Juli 2011

Manusia Tetap Butuh Kontak Fisik

KOMPAS.com - Perselingkuhan melalui medium Internet bahkan sexting--pengiriman pesan singkat (SMS) atau foto bermuatan seksual melalui e-mail atau ponsel--tidak mampu menggantikan sensasi kontak fisik seperti sentuhan dan tatap muka. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Springer online, Sexuality and Culture.
Diane Kholos Wysocki dari University of Nebraska di Kearney dan Cheryl Childres dari Washburn University di Topeka, Kansas, melakukan sebuah survei tentang cara orang menggunakan internet untuk menemukan pasangan seksual. Survei yang ditempatkan pada sebuah situs web khusus bagi pasangan menikah yang mencari pasangan seksual di luar pernikahan itu juga bertujuan untuk menyelidiki aktivitas sexting dan perselingkuhan dalam jaringan.
Selama survei berlangsung, sebanyak 5.187 orang dewasa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan tentang pemakaian internet, perilaku seksual, dan pendapat tentang perilaku seksual di Internet. Topik tentang sexting, perselingkuhan online, dan perselingkuhan dalam dunia nyata sangat menarik minat responden.
Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa wanita lebih cenderung terlibat dalam sextingdibandingkan pria. Lebih dari dua pertiga responden pernah melakukan perselingkuhan online saat sedang menjalani hubungan serius, dan lebih dari tiga perempat pernah berselingkuh dalam kehidupan nyata.
Selain itu, pria dan wanita ternyata sama-sama cenderung berselingkuh secara online maupun dalam kehidupan nyata saat keduanya memiliki hubungan serius dalam kehidupan nyata. Sementara pria yang lebih tua lebih cenderung untuk berselingkuh di kehidupan nyata dibandingkan pria yang lebih muda.
Secara spesifik, Kholos Wysocki dan Childres menemukan, responden lebih tertarik untuk menemukan pasangan kencan maupun seksual dalam kehidupan nyata dibandingkan pasangan virtual di dunia online.
Keduanya menyimpulkan, "Meskipun semakin banyak orang memanfaatkan situs jejaring sosial untuk kontak sosial, namun daya tarik terhadap pasangan dalam kehidupan nyata tetap lebih besar. Pada titik tertentu dalam sebuah hubungan, manusia tetap memerlukan kontak fisik dan tatap muka. Bagaimanapun manusia tetaplah makhluk sosial." (Agung Dwi Cahyadi/Science Daily)