SELAMAT DATANG DI BLOG SAHRUL

Selasa, 10 Mei 2011

Perlindungan TKI Harus Jadi Perhatian Utama


JAKARTA, (PRLM).- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, mengingatkan, perlindungan TKI harus jadi perhatian utama. Hal itu menjadi tanggung jawab bersama.
"Oleh karena itu, Indonesian Manpower Supplier for Saudi Arabian (IMSSA) sebagai konsorsium asosiasi Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) ke Arab Saudi yang baru dibentuk, dapat menjalin kerja sama perlindungan TKI dengan pihak asosiasi penyalur tenaga kerja asing yang ada di negara tersebut khususnya Saudi Arabian National Recruitment Comittee (SANARCOM)," kata Jumhur, saat bertemu jajaran pengurus IMSSA di kantor BNP2TKI, Jakarta, Selasa (10/5).
Hal itu , ujarnya, selain untuk mempermudah penerimaan TKI oleh para pengguna, juga dalam upaya meningkatkan perlindungan TKI di Arab Saudi. Dalam kesempatan itu, Ketua Konsorsium IMSSA, Ridho Hasan memaparkan program kerja IMSSA terkait perlindungan TKI untuk penempatan ke Arab Saudi.
Dikatakan Jumhur, meski perlindungan TKI di luar negeri merupakan peran utama Perwakilan RI dan BNP2TKI, namun IMSSA tidak boleh lepas tanggung jawab untuk melindungi para TKI yang ditempatkannya, sehingga bentuk perlindungan TKI oleh pemerintah dapat dilaksanakan secara terkoordinir melibatkan berbagai pihak.
“Karena itu, kerja sama yang erat antara IMSSA-SANARCOM sangat diperlukan agar TKI mendapatkan perlakukan perlindungan yang baik selama bekerja di Arab Saudi,” ujarnya.
Menurut Jumhur, proses penempatan calon TKI ke Arab Saudi oleh PPTKIS yang bernaung di bawah IMSSA juga perlu memenuhi ketentuan pemerintah baik standar pelatihan 200 jam melalui Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN), pemeriksaan kesehatan calon TKI sesuai disyaratkan Sarana Kesehatan (Sarkes) TKI.
Selain itu, dari pelayanan rekrut dan dokumen calon TKI sejak dari Dinas Tenaga Kerja daerah, Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI), maupun dibekali Kartu Tenaga Kerja Luar negeri (KTKLN) yang dikeluarkan BNP2TKI. (A-78/A-147)***

Minggu, 08 Mei 2011

169 TKI Asal Karawang di Arab Saudi, Dideportasi


KARAWANG, (PRLM).- Sebanyak 169 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Karawang yang dideportasi dari Jeddah, Arab Saudi karena masalah overstayer, Minggu (8/5) secara bertahap tiba di Karawang. Dari jumlah tersebut, 152 orang diantaranya berusia dewasa, lima anak-anak dan terdapat delapan bayi.
Selain dari Arab Saudi, Malaysia juga melakukan deportasi kepada dua orang TKI asal Karawang. Untuk Provinsi Jawa Barat yang dideportasi Arab Saudi sebanyak 1.228 orang. TKI tersebut, merupakan sebagian besar dari jumlah 2.349 WNI dan TKI yang kebanyakan bermasalah melanggar batasan izin tinggal di Arab Saudi.
"Ada juga yang terlantar menjadi gelandangan karena kabur dari majikannya akibat kerap menjadi korban penganiayaan, pelecehan hingga gaji tidak dibayarkan." ucap Kepala Disnakertrans Kab. Karawang Banuara Nadeak
Banuara mengatakan mereka pulang ke Indonesia menumpang KM Labobar Pelni, dan berlabuh di Tanjung Priok, Rabu (4/5) pagi. Di hari yang sama, secara bertahap, TKI asal Karawang tiba di rumah masing-masing, diantar menggunakan armada pelayanan pemulangan TKI deportasi Arab Saudi.
Beberapa diantaranya,kata Banuara, ada yang di jemput oleh pihak keluarga. Namun, sebelumnya ratusan TKI asal Karawang, bersama ratusan TKI asal Jawa Barat lainnya, dari pelabuhan Tanjung Priok kemudian transit di Pemprov Jawa Barat di Bandung.
“Setelah dari Bandung, kemudian di kelompok-kelompokan sesuai dengan daerah asalnya. Kemudian para TKI itu di antar hingga rumahnya masing-masing, namun ada juga yang di jemput oleh pihak keluarganya,” katanya.
Dari dengan data Disnakertrans Karawang, hingga akhir Januari 2011 total warga Karawang yang bekerja ke luar negeri sebagai TKI sebanyak 1.515 orang.Dari jumlah 1.515 warga Karawang yang menjadi TKI tersebut, kebanyakan bekerja sebagai TKI di Saudi Arab dengan jumlah 1.374 orang. (A-186/das)***

Sering Akibatkan Kecelakaan Jembatan Penghubung Rawagempol-Sukatani Rusak, Berlubang dan Nyaris Roboh


KARAWANG, (PRLM).- Jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Cilamaya Wetan, yaitu Desa Rawagempol dan Desa Sukatani Kondisinya memprihatinkan dan hampir roboh. Selain itu, warga seringkali mengeluhkan terjadi kecelakan di jembatan tersebut karena beberapa ruas jalan jembatan sudah berlubang.
"Jembatan ini sangat penting bagi akses kami. Pasalnya jika jemabtan ini sampai roboh maka Desa Rawagempol dapat terisolasi. Padahal selama ini, untuk akses ekonomi jembatan ini merupakan jalur perdagangan dari penggilingan padi dan Tempat Pelelangan Ikan(TPI) Rawagempol menuju Kecamatan Cilamaya," kata Anwar (45), warga setempat, Minggu.
Anwar mengatakan, kondisi jembatan semakin memburuk sejak tiga bulan terakhir. Dari panjang jembatan sekitar lima meter, satu meternya sudah berlubang dan puluhan kecelakaan pun sudah terjadi. "Dari motor yang oleng menghindari lubang sampai mobil yang pernah terjebak lubang jembatan. Ini kan membahayakan warga yang melintas," tuturnya.
Kesalahan warga mengenai jembatan tersebut, kata Anwar, selama ini hanya disampaikan ke dusun saja. Belum sampai ke kecamatan. Namun, warga berencana mengadukan persoalan ini ke kecamatan, Bahkan Pemkab Karawang agar segeara ada tanggapan berupa perbaikan.
"Selama ini untuk langkah antispatif, warga dengan swadaya melaukan penutupan lubang dengan pasir saja. Itupun tidak efektif karena seringnya dilintasi kendaraan pasir akan jatuh ke sungai. Tapi mau bagaimana lagi, kami tidak ada cara lain lagi," ujarnya.
Kepala Desa Rawagempol, Jajat Sudrajat mengakui hal yang sama. Bahkan, penutupan pasir pada jembatan tersebut dapat membuat aliran sungaidiabwahnya tertutup. Padahal, air sungai tersebut juga merupakan aliran sungai yang penting untuk irigasi ratusan sawah di sekitar desa Rawagempol.
"Kami bingung menhadapi kerusakan jembatan ini. Satu sisi harus ditutp, sejauh ini dengan swadaya kami bisa menutup dengan pasir. Namun, di sisi lain penutupan apsir akan menyebabkan aliran air dibawahnya tersumbat," katanya. (A-186/das)***