SELAMAT DATANG DI BLOG SAHRUL

Rabu, 29 Desember 2010

Indonesia Menang, tapi Tak Juara


AFP PHOTO/BAY ISMOYO
Nasuha (kanan) disambut rekannya usai membobol gawang Malaysia dalam pertandingan putaran kedua final AFF Suzuki Cup di Jakarta, Rabu (29/12/2010).
JAKARTA, KOMPAS.com — Kesebelasan nasional Indonesia mampu menang 2-1 atas Malaysia pada laga final kedua Piala AFF 2010 di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Indonesia pun mengakhiri turnamen sebagai runner-up, mengingat mereka kalah 0-3 pada laga pertama, Minggu (26/12/2010).
Bermain sebagai tuan rumah dengan kewajiban menang 4-0, Indonesia tampil agresif sejak menit awal. Sayang, usaha itu tak diimbangi dengan ketenangan dan fokus tinggi. Pada momen-momen krusial, Indonesia kerap melakukan kesalahan umpan atau terburu-buru melakukan eksekusi.
Di tengah kesulitan itu, Indonesia mendapat hadiah penalti, menyusul handsball yang dilakukan Mohd Sabre bin Mat Abu pada menit ke-18. Firman Utina yang dipercaya mengeksekusi bola mengirimnya secara akurat ke sudut kiri bawah gawang. Sayangnya, tendangan terlalu lemah sehingga bola mudah ditangkap Khairul Fahmi.
Setelah penalti itu, Malaysia mencoba bangkit. Melalui Mohamad Ashari bin Samsudin, mereka hampir saja mencetak gol pada menit ke-20. Untung saja, Markus Horison masih mampu menepis tembakan akurat Ashari.
Indonesia mencoba membalas. Namun, belum lagi mampu menciptakan ancaman serius, Indonesia kembali terancam kebobolan pada menit ke-32. Saat itu, Mohd Safee bin Mohd Sali berhasil masuk kotak penalti dan menembakkan bola, yang melenceng dari sasaran.
Ancaman itu dibalas Indonesia dengan sejumlah serbuan yang tuntas dengan eksekusi. Namun, Malaysia mampu menghindarinya sampai peluit turun minum berbunyi, dengan skor 0-0 tertera di papan skor.
Permainan tak banyak berubah pada babak kedua. Indonesia masih lebih dominan dalam penguasaan bola dan serangan, tetapi masih bermasalah dengan sentuhan akhir, baik saat mengumpan maupun menembak.
Masalah itu belum selesai ketika Malaysia malah mampu unggul 1-0 berkat gol Mohd Safee pada menit ke-54. Dalam sebuah serangan balik, Safee berhasil menguasai sebuah umpan terobosan dan menggiringnya melewati duo Maman dan Hamka sebelum melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti, yang mendesak jaring dalam gawang Markus Horison.
Setelah itu, Indonesia mengalami penurunan performa. Untuk mengatasi hal itu, pelatih Alfred Riedl menarik Firman Utina dan Irfan Bachdim, lalu memasukkan Eka Ramdani dan Bambang Pamungkas pada menit ke-58.
Perubahan itu perlahan menaikkan kualitas permainan Indonesia, sampai akhirnya bisa menyamakan kedudukan berkat gol Muhammad Nasuha pada menit ke-73. Memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Ahmad Bustomi yang ditepis Khairul Fahmi, Muhammad Nasuha membobol gawang Malaysia.
Gol itu semakin mendongkrak kepercayaan diri Indonesia. Mereka terus berusaha mencetak gol pada waktu tersisa. Setelah berjuang hingga menit ke-85, Indonesia berhasil mengungguli Malaysia berkat tembakan Muhammad Ridwan.
Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menggiring bola sebelum menembakkannya. Bola sempat membentur pemain lawan sebelum mendesak jaring gawang tim tamu.
Pada waktu tersisa, permainan berlangsung semakin sengit. Sementara Indonesia masih mengejar gol, Malaysia juga mencoba memberikan tekanan untuk mengurangi ancaman Indonesia.
Sejumlah situasi berbahaya menghinggapi kedua kubu. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, papan skor tetap menunjukkan angka 2-1. (*)
Susunan pemain:
Indonesia:
 Markus Harison; Mohammad Nasuha, M Ridwan, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Maman Abdurachman, Arif Suyono (Tony Sutjipto 71), Firman Utina (Eka Ramdani 58), Ahmad Bustomi, Irfan Bachdim (Bambang Pamungkas 58), Cristian Gonzales
Malaysia: Khairul Fahmi bin Che Mat; Mohd Sabre bin Mat Abu, Mohd Asraruddin Putra, Safiq bin Rahim, Norshahrul Idlan bin Talaha, Mohd Safee bin Mohd Sali (Izzaq 87), Amar bin Rohidian, Kunanlan Subramaniam, Mohamad Muslim bin Ahmad, Mohamad Ashari bin Samsudin, Mohd Fadli bin Mohd Shas.

Jumat, 17 Desember 2010

Petani Menuntut Ganti Rugi


Kompas, 28 September 2010
Karawang, Kompas - Puluhan petani bersama sejumlah aktivis Serikat Petani Karawang, Senin (27/9), mendatangi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Jawa Barat, untuk menuntut ganti rugi kegagalan panen akibat serangan hama. Mereka meminta pemerintah membayar kerugian petani dan serius menjalankan program pertanian.

Massa petani, antara lain dari Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Pakisjaya, dan Pangkalan, membawa contoh rumpun padi yang kering akibat diserang wereng. Mereka umumnya petani yang memiliki lahan kurang dari 1 hektar dan petani penggarap yang menyewa lahan dan menanam padi dengan sistem bagi hasil.

Kholik (42), petani Desa Cikalong, Cilamaya Wetan, mengatakan, tanaman padi miliknya berumur lebih dari 100 hari dan memasuki masa panen pekan depan. Namun, sebagian besar dari 1 hektar tanaman padinya rusak terserang wereng batang coklat. Batang serta daunnya mengering dan bulir padi hampa. ”Biasanya bisa panen 5-6 ton gabah kering panen (GKP) per hektar, tetapi sekarang 2 kuintal pun saya tidak yakin. Banyak yang rusak karena wereng. Padahal, modal sudah keluar lebih dari Rp 4 juta.”

Jumat, 10 Desember 2010

Angkasa Pura Kewalahan Hadapi Calo


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura (AP) II mengaku kewalahan mengatasi calo tiket di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Meskipun sudah ditertibkan dan diserahkan ke pihak kepolisian, esoknya, mereka selalu datang lagi menjalankan kegiata secara ilegal


Direktur PT AP II Tri S. Sunoko bilang, selama bulan Januari hingga Agustus 2010, mereka telah menertibkan 2.537 calo tiket di Bandara Soekarno-Hatta. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah calo tiket yang ditertibkan sepanjang 2009 yang mencapai 1.663 orang dan tahun 2008 .sebanyak 1.510 orang. "Walaupun sudah ditertibkan, esoknya mereka kembali lagi ke bandara," ungkap Tri, Kamis (9/12/2010).

Selain menertibkan calo tiket, AP II juga menertibkan pelanggaran lain, seperti berjualan ilegal dan porter liar. Mereka telah menjaring 9.282 pedagang asongan, 566 porter liar, 1.191 tukang semir, 8.452 taksi non stiker, 332 pemulung, dan 756 pelanggaran parkir.

Khusus pelanggaran parkir, Tri menyayangkan adanya orang yang merasa kebal hukum hingga tidak mau diatur. Kasus seperti itu pernah ditemui di antaranya dengan orang yang mengaku sebagai anggota DPR dan anggota TNI. "Kami tidak akan memberikan toleransi kepada sesuatu yang bisa menyebabkan komplain atau bahkan kecelakaan," kata Tri.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen S.W. Tangkudung lebih menyoroti pelayanan yang diberikan oleh petugas di terminal, pelabuhan, atau bandara. "Jika petugas transportasi termasuk di bandara memiliki mindset melayani, petugas akan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya," ujarnya. (Sofyan Nur Hidayat/Kontan)

Minggu, 05 Desember 2010

Kisah Hijrah:

RASULULLAH (SAW) berusia 40 tahun apabila malaikat Jibrail (as) melawat baginda ketika baginda sedang berkhalwat di Gua Hira. Jibrail memberitahu Nabi Muhammad, baginda diangkat oleh Allah SWT sebagai rasul untuk seluruh umat manusia.

Pada peringkat awal, Rasulullah hanya memperkenalkan Islam kepada sahabat terdekat dan ahli keluarga baginda. Apabila baginda menerima perintah daripada Allah SWT supaya berdakwah secara terbuka, baginda segera akur.

Baginda mengumpul beberapa pengikut di Makkah. Begitupun, kumpulan kecil Muslim itu terdedah kepada maut berikutan ancaman daripada kaum kafir, terutama bangsa Quraish, yang menyeksa mereka dengan teruk. 

Bagi mengelakkan ancaman itu, Rasulullah SAW mengarahkan pengikutnya supaya keluar dari Makkah secara senyap-senyap ke Madinah (ketika itu dikenali sebagai Yathrib). Mereka meninggalkan keluarga yang kafir dan harta benda dan disambut dengan mesra oleh penduduk Madinah.

Satu hari pada tahun 622SM, iaitu kira-kira 12 selepas berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW diberitahu kaum kafirun Makkah merancang membunuh baginda untuk memusnahkan Islam. Rasulullah menunggu perintah daripada Allah SWT. Malaikat Jibrail (as) menemui baginda untuk memberitahunya Allah SWT mengarahkan baginda supaya meninggalkan Madinah pada waktu malam.

Berikutan itu, baginda menemui sahabat baiknya Abu Bakar as-Siddiq (ra) dan memintanya supaya menemani baginda dalam perjalanan itu. Rasulullah juga memberitahu rancangan baginda kepada Ali bin Abi Talib (ra). Baginda memberitahunya: "Saya akan berhijrah tetapi anda perlu mengambil tempat saya di rumah." Ali (ra) tanpa banyak soal menuruti permintaan Rasulullah (SAW) walaupun menyedari bahaya bakal dihadapinya.

Malam itu, sekumpulan Quraish mengepung rumah Rasulullah (SAW). Mengintai melalui lubang di pintu, mereka nampak seseorang sedang tidur di atas katil Rasulullah (SAW). Mereka begitu yakin Rasulullah tidak dapat melepaskan diri dan mereka pasti dapat membunuh baginda. Apabila fajar menjelang, mereka terperanjat melihat Ali (as) dan bukannya Rasulullah (SAW) bangun dari katil itu. 

Mereka terpinga-pinga memikirkan bila Rasulullah (SAW) keluar dari rumah itu. 

Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (as) keluar dari Makkah pada malam itu juga. Tiada siapa mengetahui arah tujuan mereka dan tiada siapa tahu tempat persembunyian mereka kecuali Abdullah dan anak-anak Abu Bakr, Aishah dan Asma, serta orang gaji mereka, Abdullah. Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr bersembunyi dalam sebuah gua di Gunung Thaur. Selama tiga hari mereka berada dalam gua itu.

Apabila kaum Quraish menghampiri gua itu untuk mencari Rasulullah (SAW) tetapi mereka tidak memasukinya. Mereka yakin Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (as) tidak berada di dalam kerana mulut gua itu dilitupi oleh benang sarang labah-labah dan sepasang burung merpati. Allah SWT membantu dua insan ini, melindungi mereka daripada bahaya. Kumpulan Quraish kemudian meninggalkan gua itu dan bersetuju untuk pulang ke Makkah.

Yakin musuh sudah beredar, Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (as) meneruskan perjalanan dengan menaiki unta dibawa oleh orang gaji mereka, Abdullah. Ketiga-tiga mereka menggunakan laluan tidak diketahui ramai untuk ke Madinah bagi mengelakkan kumpulan pemburu Quraish. Mereka meredah gunung, bukit dan gurun di bawah perit matahari tetapi mereka tidak pernah berputus asa. Mereka meletakkan segala kepercayaan kepada Allah SWT.


Sementara itu, kaum Quraish di Makkah semakin marah dengan kehilangan Rasulullah (SAW). Mereka menawarkan hadiah kepada sesiapa yang dapat menangkap Rasulullah (SAW). Ramai yang mencuba nasib tetapi semuanya gagal.

Akhirnya dengan perlindungan Allah SWT, Rasulullah (SAW) dan sahabatnya tiba perkampungan kaum Bani Sabin yang menyambut mereka dengan gembira. Setelah sekian lama, Rasulullah (SAW) dan sahabatnya akhir merasakan kehadiran harapan untuk masa depan.

Ketika Rasulullah (SAW) dan sahabatnya dalam perjalanan, penduduk Islam yang sudah berpindah ke Madinah sebelum ini mendengar berita mengenai kedatangan pemimpin mereka itu. Malah penduduk Madinah yang baru memeluk Islam juga gembira dapat bertemu Rasulullah (SAW). Jelaslah, sebelum tibanya Rasulullah di Madinah, Islam semakin kukuh di tempat baru itu, sesuatu yang tidak berlaku ketika berada di Makkah.

Maka pada satu hari Jumaat yang ceria, Rasulullah (SAW) akhirnya diumumkan sudah tiba di Madinah. Kaum Muslim semua keluar untuk menyambut baginda. Rasulullah (SAW) menunaikan solat di sebuah masjid di Lembah Ranuqna, tempat semua umat Islam berkumpul untuk melihat kelibat lelaki mereka sanjungi itu.

Bertitik tolak dari itu, Rasulullah (SAW) mula membina sebuah negara Islam yang megah. Baginda memupukkan persaudaraan di kalangan umat Muslim dan menyeru mereka supaya menegakkan yang hak dan mengikut segala perintah Allah SWT.

Kesan daripada penghijrahan Rasulullah (SAW) dari Makkah ke Madinah adalah satu catatan penting sehingga umat Islam menjadikan peristiwa bersejarah ini sebagai permulaan kalendar Islam.

Peristiwa-peristiwa penting:

1 Muharam - Khalifah Umar Al-Khattab mula membuat penetapan kiraan bulan dalam Hijrah.
10 Muharam - Dinamakan juga hari 'Asyura'. Pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting yang mencerminkan kegemilangan bagi perjuangan yang gigih dan tabah bagi menegakkan keadilan dan kebenaran.

Pada 10 Muharam juga telah berlaku:
  1. Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
  2. Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
  3. Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
  4. Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
  5. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
  6. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
  7. Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.
  8. Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
  9. Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
  10. Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
  11. Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
  12. Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.
  13. Hari pertama Allah menciptakan alam.
  14. Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
  15. Hari pertama Allah menurunkan hujan.
  16. Allah menjadikan 'Arasy.
  17. Allah menjadikan Luh Mahfuz.
  18. Allah menjadikan alam.
  19. Allah menjadikan Malaikat Jibril.
  20. Nabi Isa diangkat ke langit.

Selasa, 30 November 2010

TKW Hilang di Arab Saudi Tuesday, 30 November 2010

CIREBON (SINDO) – Edah Zubaedah,seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Tukmudal,Kecamatan Sumber,Kabupaten Cirebon,dikabarkan menghilang selama delapan tahun saat bekerja di Arab Saudi.


Hingga kini, keluarga belum pernah mendengar kabar beritanya. Orang tua Edah, Jaenudin, mengatakan dirinya belum pernah mendengar kabar dari anak keduanya yang diketahui telah berangkat ke Arab Saudi sejak delapan tahun silam. Menurut dia, anaknya ini bekerja di Arab Saudi melalui jasa penyalur TKI, PT Avida Avia Duta, di Jakarta. “Edah, anak kedua kami tidak jelas keberadaannya sejak berangkat delapan tahun lalu. Informasi terakhir yang kami terima dari pihak PJTKI, anak kami bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kota Qoseem,” papar jaenudin saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Dia menjelaskan,pihak keluarga pernah menerima surat dari Edah yang dititipkan melalui teman TKW yang kebetulan pulang. Dalam suratnya,dia (Edah) mengatakan dalam keadaan sehat. “Dulu kami sempat mendapatkan titipan surat dari temannya yang kembali dari Arab Saudi. Dia dalam keadaan sehat.Tapi, tidak digaji selama bekerja,”tutur dia. Namun, lanjut Jaenudin, surat yang diterima pihak keluarga sangat mencurigakan. Sebab, tanda tangan dan tulisan Edah tidak sama dengan ciri khas yang biasa dia tulis. Bahkan, kabar dari anaknya ini hanya berlangsung satu kali sejak menerima surat pada 2002. Karena itu, keluarga curiga Edah mengalami nasib seperti TKWTKW lain yang tidak jelas kabar beritanya.

Hingga saat ini, pihak keluarga terus berupaya untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi Edah. Bahkan, mendatangi PJTKI dan melaporkan kepada pihak Dinas Tenaga Kerja setempat. Namun, harapan untuk mengetahui anaknya ini terkesan sia-sia.Karena tidak ada kejelasan mengenai keberadaan Edah. “Kami berharap ada upaya dari pemerintah untuk dapat mengetahui keberadaan Edah dan bisa memulangkannya. Sudah hampir sepuluh tahun, Edah tidak ada kabar di mana dia berada,” pungkas dia. Sementara itu,Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon Erus Rusmana mengaku baru mengetahui kasus ini.

Kendati demikian, pihaknya akan berupaya membantu dan mendalami kasus tersebut.”Kalau memang tidak jelas kabar beritanya,kenapa tidak segera melapor. Tapi, kami akan dalami terlebih dulu kasus ini,” kata Rusmana. Untuk menelusuri keberadaan Edah, tambah dia, Disnakertrans Kabupaten Cirebon akan meminta keterangan dari sejumlah pihak yang terkait dengan penempatan kerja Edah ke Arab Saudi seperti keluarga, sponsor dan PJTKI yang memberangkatkan.

”Untuk menangani kasus ini, kami juga akan berkoordinasi dengan BNP2TKI,”tandasnya. (ibnu saechu) 

Minggu, 28 November 2010

Pilih Nyawa atau Devisa? Sabtu, 27 November 2010 | 04:21 WIB Oleh Said Aqil Siroj


Musibah yang menimpa Sumiati dan Kikim sekali lagi menampar wajah Indonesia. Walau sudah terlambat, kita harus berseru, ”Cukup!” Ini sudah cukup.
Dari waktu ke waktu persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) selalu klasik dan berputar-putar di wilayah yang itu-itu juga. Di satu sisi para TKI kita sebut pahlawan devisa. Namun, anehnya, di sisi lain para pahlawan ini diperlakukan dengan cara yang tak manusiawi. Di bandara koruptor bisa melenggang bebas di karpet merah, sementara TKI harus ”disterilkan” melalui terminal dan lawang khusus.
Kita sering menilai TKI dari segi ekonomi yang merendahkan martabat kemanusiaan. Secara salah kaprah kita mengamini ungkapan negara lain mengekspor produk, Indonesia mengekspor babu. Ungkapan ini sungguh melecehkan sumbangsih besar para TKI. Bahwa sumbangan devisa dari TKI sangat besar adalah fakta yang sama-sama kita ketahui.
Khazanah Nusantara
Sumbangsih lain yang sering luput adalah peran TKI sebagai duta kebudayaan. Saya takjub menjumpai banyak TKI yang bekerja merawat anak kecil atau orangtua dengan cara dan khazanah Nusantara. Sejumlah TKI yang Muslim bahkan kerap menidurkan bayi dalam gendongan dengan menyenandungkan selawat dan puji-pujian kepada Tuhan.
Hari-hari ini dengan mata telanjang kita menyaksikan TKI di Saudi direndahkan kemanusiaannya justru di negeri tempat Nabi Muhammad lahir dan berjuang melawan perbudakan. Sejumlah kezaliman terhadap TKI dibiarkan terus terjadi dan malah cenderung menumpulkan kepekaan kita untuk peduli. Akal sehat dan nurani kita terganggu.
Pada 1983 saya bertanya kepada Jenderal (Purn) Achmad Tirtosudiro, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Waktu itu nasib TKI sudah memprihatinkan, sementara Pemerintah Indonesia seperti pura-pura tak tahu. Misalnya saja, saya masih tak yakin hingga sekarang apakah pemerintah peduli nasib ratusan TKI yang tinggal di kolong jembatan di daerah Jeddah. Saya bertanya, ”Apa yang bisa dilakukan kedutaan terhadap nasib TKI?” Pak Tirtosudiro menjawab dengan apologetik, tetapi akurat, ”Kami tak bisa berbuat apa-apa karena ini kebijakan dari Jakarta.”
Lengkaplah sudah ironi TKI. Sementara Pemerintah Arab Saudi memang susah diajak berembuk, Pemerintah Indonesia sendiri tak pernah sungguh-sungguh menjamin nasib TKI, kecuali memeras keringat mereka. Betapapun mudah saya mengerti mengapa bisa terjadi, musibah yang menimpa TKI sama sekali tak bisa saya maklumi. Ironi TKI tak bisa dimaklumi karena banyak hal.
Pertama, sudah sekitar dua dekade wacana nota kesepahaman Indonesia-Arab Saudi digaungkan. Namun, hingga kini hal itu ibarat menanti pepesan kosong. Di dalam negeri kita saksikan DPR terus menunda pengesahan RUU Perlindungan TKI yang dianggap bukan prioritas. Sementara Pemerintah Saudi terus berdalih penjaminan nasib TKI tak perlu nota kesepahaman. Bersamaan dengan itu, jaringan mafia TKI juga masih leluasa beroperasi memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat akar rumput.
Kedua, penelantaran TKI di Saudi sekian lama adalah pengingkaran atas hak warga. Pelanggaran hak yang bersifat pasif ini bertentangan secara mendasar dengan kaidah tasharuff al imam ’ala al raiyyah manuthun bi al mashlahah. Segala kebijakan pemerintah harus berorientasi kepada kemaslahatan rakyat. Maka, penyedotan devisa dari saku TKI oleh pemerintah sambil mengingkari hak warga negara para TKI jelas tak bisa dibenarkan.
Ketiga, pemerintah kerap menyebut bahwa pilihan menjadi TKI adalah hak warga negara yang menyangkut kebebasan menentukan penghidupan layak. Namun, dalam kenyataannya, seseorang menjadi TKI sering bukan karena kemerdekaan pilihan. Menjadi TKI justru merupakan keterpaksaan akibat impitan ekonomi di kampung halaman. Islam menganjurkan min sa’adati islaamil mar-i an yakuuna rizquhu fi baladihi, pencarian seorang mukmin tergelar di tanah airnya. Kini ungkapan subur sarwa tinandur-murah sarwa tinuku (serba subur-serba murah) hanya tinggal ungkapan yang kian jauh dari kenyataan.
Maka, lonjakan jumlah TKI tak lain merupakan akumulasi dari kegagalan agenda menyejahterakan rakyat. Mestinya pemerintah beriktikad kuat, misalnya, menarik dana BLBI yang dikemplang. Dana BLBI cukup membuka lapangan kerja setidaknya bagi 10 juta jiwa.
Keempat, sebagian pihak sering menyederhanakan tragedi demi tragedi yang menimpa TKI di Arab Saudi sekadar akibat dari perbedaan budaya. Penyederhanaan ini batal oleh kenyataan bahwa watak banyak penduduk Saudi justru tak berbudaya. Pengalaman 14 tahun tinggal di Arab Saudi membuat saya bisa memastikan berbagai wujud kejahiliahan baru di negeri minyak ini.
Gemar memperbudak
Salah satu karakter yang umum di kalangan orang Saudi ialah gemar memperbudak, tetapi tak mau diperbudak. Manusia dianggap milik yang bisa diperlakukan manasuka. Watak ini bertahan dan mengakar berabad-abad. Peradaban Islam di Timur Tengah tampaknya belum berhasil melanjutkan misi kenabian Muhammad dalam menghapus perbudakan.
Sebagai Muslim tentu saya merasa malu mengapa perlakuan tak manusiawi bisa terjadi di Arab Saudi. Hal yang jauh berbeda justru saya saksikan, misalnya, di Taiwan, yang memperlakukan TKI lebih bermartabat. Di mata orang Taiwan, para TKI bekerja dalam konteks profesi, sementara di Saudi TKI dianggap sebagai budak yang dimiliki. Di Saudi jangankan mencari perlindungan ke kedutaan, nyaris semua TKI di Saudi yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga tak diizinkan majikannya bisa mengakses dunia luar.
Permasalahan tak dibayarnya gaji TKI juga menjadi masalah yang kerap kali terjadi. Padahal, Rasulullah juga telah bersabda, ”Berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya.” Hadis sahih diriwayatkan Ibnu Majah. Dan kenyataan ini semakin menjauhkan Saudi dari nilai-nilai yang telah diajarkan atau disabdakan Rasulullah.
Kita tahu bahwa selama ini kecenderungan pemerintah menangani permasalahan TKI sering kali reaksioner dan minimalis. Kalaupun hari ini pemerintah belum bisa berbuat banyak, yang bisa dituntut dalam waktu dekat ini sederhana saja: penghentian segera pengiriman TKI ke Arab Saudi. Dalam hemat saya, langkah ini paling tepat jika mempertimbangkan kompleksitas masalah yang ada. Bagaimanapun pemerintah harus mendahulukan keselamatan satu nyawa, bahkan jika harus dibandingkan dengan satu triliun rupiah suntikan devisa.
Said Aqil Siroj Ketua Umum Pengurus Besar NU

Sabtu, 27 November 2010

Sumiati Sumringah, Mulai Bisa Jalan Kaki Minggu, 28 November 2010 - 05:23 wib


Ahmad Dani - Okezone
Sumiati terbaring di rumah sakit (Foto: Istimewa)
MADINAH - Kondisi kesehatan Sumiati, TKW yang disiksa di Madinah, sudah mengalami peningkatan. Bahkan, Sumiati kini sudah bisa turun dari ranjang perawatan.

"Sumiati mengalami peningkatan kesehatan yang signifikan. Dia bahkan sudah jalan dari kamar mandi ke tempat tidur," kata Konjen RI di Jeddah, Zakariya Anshar, saat ditemui di Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah, Sabtu (27/11/2010).

Menurut Zakariya, kabar tersebut sungguh menggembirakan pihak Kedutaan RI dan keluarga. Karena Sumiati sudah menuju recovery. "Ini indikasi Sumiati sudah mulai membaik," terang Zakariya.

Selain pemulihan fisik, Sumiati juga mengalami peningkatan dari segi mental. Wanita berusia 26 tahun itu juga sudah terlihat sumringah dan ceria.

"Perhatian yang diberikan kepada Sumiati membantu dia menuju pemulihan secara mental," papar Zakariya.

Sumiati juga merasa pede jika dirinya bisa kembali sembuh. Hal itu ditunjukan dari perubahan sikap yang ditunjukkan dari hari ke hari. "Sumiati lebih terlihat segar dan tegar dari hari ke hari," ungkap Zakariya.
(fer)

BURUH MIGRAN ; Kasus TKI Sumiati Ditangani Serius


Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kasus penyiksaan yang menimpa Sumiati binti Salan Mustapa, tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat, di Madinah, Arab Saudi, ditangani secara sangat serius. Presiden memerintahkan tim berangkat ke Arab Saudi untuk memastikan Sumiati mendapatkan perawatan terbaik serta memastikan majikan yang menyiksanya diproses secara hukum.
”Saya ingin hukum ditegakkan, saya ingin diplomasi all out, saya ingin ada misi, bikin tim untuk berangkat ke Arab Saudi,” ujar Presiden saat memberi pengantar pada rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Selasa (16/11).
Presiden mengingatkan, selain menangani kasus penganiayaan terhadap Sumiati, jajaran pemerintah juga harus mengelola aspek-aspek lain terkait keberadaan TKI di sana.
Seusai rapat, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menjelaskan, pemerintah telah menunjuk seorang dokter Indonesia yang sudah beberapa tahun berpraktik di Arab Saudi untuk mendampingi Sumiati selama masa perawatan. Kementerian Luar Negeri juga berhasil melacak keluarga Sumiati serta menjemput anggota keluarganya untuk diberangkatkan ke Arab Saudi mendampingi Sumiati.
Marty mengatakan, Kemlu juga sudah memanggil Duta Besar Arab Saudi di Indonesia untuk menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia yang mengecam keras terjadinya penyiksaan tersebut.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, seusai pertemuan dengan perwakilan asuransi Daman Syamil dan PT Rajana Falam Putri, pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) yang menempatkan Sumiati, di Jakarta, Selasa, menegaskan, perusahaan asuransi Daman Syamil harus menanggung semua biaya menuntut keluarga majikan penganiaya Sumiati.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kemlu juga akan memberangkatkan paman Sumiati, Zulkarnain, dari Dompu, Bima, NTB, ke Madinah untuk mendampingi Sumiati. Sumiati (23) menjadi korban kekejaman keluarga Khaled Salem M al-Khamimisering di Madinah.
Muhaimin memaparkan, PPTKIS dan perusahaan asuransi telah menyampaikan komitmennya menyelesaikan kasus Sumiati. Mereka akan menanggung biaya perawatan dan pengobatan sampai mencairkan klaim asuransi secepatnya. ”Pihak asuransi TKI juga bersedia menanggung semua biaya terkait proses penuntutan hukum kepada majikan, termasuk biaya menyewa pengacara,” ujar Muhaimin.
Arab Saudi merupakan negara tujuan penempatan TKI kedua terbesar setelah Malaysia. Sedikitnya satu juta TKI bekerja di negara itu dengan sebagian besar menjadi pembantu rumah tangga. Pemerintah melalui Kemlu mendapatkan informasi tentang penganiayaan terhadap Sumiati dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah pekan lalu. KJRI Jeddah diberi tahu pihak Rumah Sakit Raja Fahd di Madinah yang menerima rujukan Sumiati dari rumah sakit swasta setempat. (day/ham)

Jumat, 26 November 2010

Pengembangan UMKM di Daerah Asal TKW


Kisah memilukan dan penderitaan yang di-alami TKI/TKW ketika bekerja di luar ne-geri sesungguhnya tidak sekali dua kali terjadi. Namun, hingga saat ini menjadi TKI/TKW bagi sebagian penduduk miskin di pedesaan masih menjadi salah satu alternatif mengubah nasib yang menggiurkan.
Menjadi TKI/TKW, bagi orang yang ingin mengubah nasib dalam tempo singkat merupa- kan gejala sekaligus solusi mandiri yang dilakukan oleh penduduk desa, termasuk di Jawa Timur, sebagai akibat kesulitan mendapatkan pekerjaan dan tekanan kemiskinan di daerah mereka.
Di berbagai daerah tidak jarang kiriman uang (remmitance) dari TKI/TKW jumlahnya jauh lebih besar dari PAD daerah asal mereka. Sebagai salah satu sumber dana yang masuk ke pedesaan, peran remittance sebetulnya sangatlah strategis, bukan saja untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sanak keluarga di daerah asal, tetapi juga sekaligus sumber permodalan alternatif yang dapat mendukung upaya pengembangan usaha kecil di pedesaan.
Artikel ini adalah studi yang dilakukan penulis di Provinsi Jawa Timur tentang peran remittance dalam mendukung pengembangan usaha kecil mandiri di daerah asal TKI/TKW.
Aspek sosial
Selama ini upaya untuk memberdayakan usaha kecil di daerah asal TKI/TKW harus diakui bukanlah hal yang mudah. Kendala yang dihadapi bukan saja dari aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial yang tumpang-tindih dengan persoalan kemiskinan dan ketidakberdayaan pelaku UMKM, khususnya usaha mikro dan sektor industri kecil. Untuk mempercepat upaya pemberdayaan UMKM, yang dibutuhkan adalah langkah yang benar-benar terpadu dan menyentuh langsung ke akar masalah yang dihadapi pelaku UMKM.
Secara obyektif perlu disadari bahwa arah kebijakan dan program pemberdayaan UMKM tidak cukup hanya mengandalkan stimulan bantuan modal usaha atau pelatihan manajemen usaha belaka. Namun, lebih dari itu yang dibutuhkan adalah program-program perlindungan, pendampingan, dan pemberdayaan para pelaku UMKM secara swakarsa agar dapat keluar dari perangkap utang dan ketergantungan mereka terhadap para pedagang perantara dan pengepul yang acapkali menarik keuntungan lebih dari ketidakberdayaan pelaku dan buruh UKM.
Bagi masyarakat miskin di pedesaan, terutama dari ke- luarga migran yang bekerja di luar negeri sebagai TKI/TKW, salah satu modal potensial yang dapat dijadikan dana untuk membantu pengembangan usaha yang mereka tekuni dan akan dikembangkan adalah dana remittance.
Kiriman dana remittance dari TKI/TKW ke daerah asal dan keluarganya itu umumnya cukup besar. Namun, sebagian dana remittance itu umumnya masih dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, membayar utang, dan membeli barang-barang sekunder.
Untuk memastikan agar dana kiriman dari TKI/TKW ke daerah asalnya tidak habis ha- nya untuk kegiatan konsumtif, melainkan bisa dimanfaatkan untuk modal pengembangan kegiatan produktif, kebijakan, dan program prioritas pemberdayaan usaha kecil di daerah asal TKI/TKW yang perlu dikembangkan di tahun-tahun mendatang adalah:
Pertama, pengembangan penyangga ekonomi untuk mengurangi kadar kerentanan keluarga TKI/TKW yang ada di daerah asal. Bentuk program yang digulirkan bisa berupa revitalisasi pengelolaan dan pemanfaatan dana remittance agar tidak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan konsumtif yang cepat habis atau dengan cara mengembangkan program tabungan sejahtera bagi pelaku UMKM dari keluarga TKI/TKW dan program jaring asuransi sosial bagi pelaku UMKM.
Kedua, perlindungan bagi pelaku UMKM. Bentuk program yang dikembangkan di sini, se- lain pengembangan cluster UMKM dan bantuan modal usaha berbunga murah. Selain itu, juga bisa dalam bentuk pengembangan lembaga atau badan-badan penyangga komoditas atau produk-produk yang diha- silkan pelaku UMKM agar tidak terjadi distorsi harga dan pembagian margin keuntungan yang terlampau tipis bagi masyarakat desa yang menekuni usaha kecil.
Ketiga, pengembangan efisiensi biaya produksi dan manajemen pengelolaan usaha kecil yang benar-benar dapat menekan pengeluaran biaya produksi yang tidak perlu. Bentuk program yang dikembangkan berupa pelatihan efisiensi proses produksi, bantuan peralatan yang dapat bermanfaat mengurangi biaya produksi, atau program pelatihan manajemen pengelolaan usaha kecil bagi keluarga TKI/TKW di daerah asal mereka yang benar-benar konteksual dan bemanfaat mendorong terciptanya efisiensi kerja pelaku usaha kecil.

Rabu, 24 November 2010

Macan Gunung Merapi Tak Boleh Ditangkap Kamis, 25 November 2010 - 00:17 wib

JAKARTA- Bencana letusan Gunung Merapi membawa dampak bagi kehidupan satwa liar. Kejadian turunnya satwa liar, dalam hal ini macan, tercatat pada 22 November 2010 di wilayah Cangkringan, Sleman.

Hal itu menjadi gambaran perlu adanya upaya terpadu dalam penyelamatan satwa liar di kawasan yang terkena dampak bencana alam Merapi. Perubahan kondisi lingkungan yang terjadi pada erupsi besar pada 5 November 2010 di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dengan luas areal perlindungan alam sekira 6.410 hektare, mengakibatkan berkurangnya sumber-sumber pakan alami bagi macan.

Dessy Zahara Angelina dari Animal Friends Yogya, menegaskan salah satu cara yang tepat dalam penanganan kasus macan turun gunung adalah dengan penghalauan atau pengarahan ke lokasi  yang aman yang tetap berada dalam kawasan lindung.

“Sedapat mungkin mengurangi kontak satwa liar tersebut dengan manusia karena habitat alaminya adalah tetap di hutan,” ujarnya dalam rilis kepada okezone di Jakarta, Rabu (24/11/2010).

Dia menyebutkan macan merupakan salah satu daya tarik dan kekayaan hayati Taman Nasional Gunung Merapi. Selain itu, satwa tersebut adalah satwa yang dilindungi menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi dan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya. Idealnya, tidak ada satwa liar dilindungi yang dikeluarkan dari kawasan Taman Nasional.

Jangan sampai masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan konservasi, kehilangan kekayaan yang sangat penting di kawasan tersebut. Keberadaan Macan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dapat menjadi salah satu daya tarik bagi DIY dan Jateng untuk bangkit kembali setelah bencana berakhir dan kondisi aman.

Apabila ada ternak yang diserang oleh macan, diharapkan pemerintah dapat mengupayakan ganti rugi karena pada dasarnya satwa liar hanya sama-sama mencari selamat, tidak ada niatan bagi satwa liar untuk menyerang selain demi bertahan hidup.

Ketika habitat alaminya mengalami perubahan dan sedang tidak memungkinkan untuk ditinggali, tidak ada pilihan lain bagi satwa tersebut selain mencari areal yang lebih aman hingga kondisi kembali pulih. Panthera Pardus (macan) pun terpaksa turun gunung untuk sementara waktu.

Pramudya Harzani dari Jakarta Animal Aid Network menegaskan pilihan untuk menjebak macan dan membawanya ke kebun binatang adalah pilihan tidak bijak dalam penanganan satwa.

Penghalauan atau evakuasi ke kawasan hutan yang aman merupakan pilihan bijak yang harus diutamakan dalam meyelamatkan satwa liar. Ketika satwa liar ditangkap lalu dikandangkan, akan terlalu banyak risiko bagi keselamatan satwa liar itu sendiri seperti mengalami stres, luka-luka, penyakit dan terjadinya perubahan perilaku yang tidak normal atau kematian.

Selama ini satwa liar seperti macan mempunyai daya bertahan hidup yang kuat dengan daya jelajah besar dan pergerakan cepat. “Ketika kurang makanan alami, ya kita suplai saja sumber pakan di titik aman yang terlihat saat satwa liar seperti Macan melintas tanpa harus menjebaknya dengan kandang,” ujarnya.

Pengandangan satwa liar di kebun binatang yang kondisinya benar-benar sesuai standar kesejahteraan satwa hanya akan menghabiskan biaya yang besar karena perlu adanya infrastruktur kandang yang minimal mendekati pemenuhan kebutuhan alami satwa. Namun hal ini tetap berisiko mengubah perilaku satwa liar menjadi domestik, dan akan mempersulit upaya pelepasliaran kembali ke alam di kemudian hari.

Hal lain yang sangat penting untuk mempertahankan keberadaan Macan di habitat aslinya adalah karena spesies tersebut merupakan kekayaan hayati Taman Nasional Gunung Merapi dan masyarakat sekitar kawasan tersebut.

Relawan Satwa Merapi, Ketut Sutawijaya menegaskan macan merupakan salah satu penyeimbang rantai makanan dalam ekosistem Merapi yang perlu dijaga kelestariannya di habitat aslinya.

“Jadi dengan prinsip konservasi dan keanekaragaman hayati, rencana penangkapan harus didiskusikan lebih dahulu dengan masyarakat di sekitar kawasan, pihak Taman Nasional serta instansi terkait, keputusan yang diambil haruslah keputusan yang tepat bagi semua pihak terutama bagi satwa yang bersangkutan,” tandasnya.(ful)

Selasa, 23 November 2010

Aktivitas Gunung Bromo Meningkat

Liputan6.com, Lumajang: Gunung Bromo mulai menunjukkan aktivitas yang makin serius. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya gempa tremor dari dapur kawah Bromo, Selasa (23/11). Status gunung yang juga merupakan salah satu ikon Jawa Timur itui pun berubah menjadi "siaga". Meski begitu, aktivitas tempat wisata itu masih terbuka untuk umum.
Aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, juga mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan adanya guguran lava sejauh empat kilometer. Namun, status semeru masih "waspada". Sejauh ini, akitivitas pertanian juga masih berjalan normal.
Para petani mengatakan, hal itu biasa dan tidak perlu ditakutkan. Mereka juga belum mendapat peringatan apa pun dari otoritas pemantau Gunung Semeru.(APY/SHA

Sabtu, 13 November 2010

Jangan Sembarang Membuka Pesan Email


Jangan sembarangan membuka kiriman email, kendati dari orang yang sekilas mirip dengan teman Anda. Kini, para pengirim spam makin canggih merekayasa pesan seolah-olah dari orang yang familiar.

Tujuan pengiriman spam juga sudah bukan sengaja beriklan semata, namun untuk tujuan tak terpuji.
"Spam bukan hanya tentang gangguan, itu digunakan oleh penjahat cyber sebagai sarana menumbuhkan operasi mereka," kata Graham Cluley, konsultan teknologi senior di lembaga survei Sophos. "Anda tidak boleh bahkan tergoda untuk membuka pesan spam, karena hanya dapat mengambil satu detik untuk secara efektif menyerahkan kontrol dari komputer Anda ke spammer Jika komputer Anda tidak menjadi bagian dari botnet. Anda juga mengundang lebih lanjut infeksi malware, yang dapat membahayakan data Anda pribadi atau perbankan."

Sophos juga mencatat peningkatan spam jejaring sosial selama kuartal ketiga 2010, dengan 'onMouseOver' secara luas melaporkan mengeksploitasi menciptakan tweet spam di Twitter, dan merakit penipuan untuk menghasilkan uang.

"Yang menarik tentang penipuan Facebook adalah bahwa mereka memanfaatkan kelemahan manusia untuk menyebarkan - menipu pengguna untuk mengisi kuesioner jika mereka ingin melihat gambar atau video yang mengejutkan bahkan mungkin tidak ada," tambah Cluley. "Sayangnya, penipuan ini terus berkembang biak, dengan yang baru bermunculan setiap hari, dan Facebook tampaknya tidak mampu membunuh mereka secara permanen."

Cara terbaik bagi pengguna komputer untuk mengurangi risiko yang terganggu adalah dengan menjalankan anti-spam dan perlindungan anti-malware, berperilaku masuk akal ketika online, dan memastikan sistem yang up-to-date dengan patch keamanan.

Jumat, 12 November 2010

Jamaah yang Wafat di Tanah Suci 91 Orang - haji.okezone.com

Jamaah yang Wafat di Tanah Suci 91 Orang - haji.okezone.com

Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

YOGYAKARTA – Aktivitas di Gunung Merapi memang mengalami penurunan. Namun, bukan berarti Merapi berhenti mengeluarkan awan panas (wedhus gembel).

Siang tadi sekira pukul 12.52 WIB, Jumat (12/11/2010), gunung teraktif di Indonesia ini kembali mengeluarkan awan panas setinggi 800 meter. Awan panas tersebut mengarah ke Kali Gendol, Yogyakarta.

“Jarak luncurnya sampai empat kilometer. Hal ini terjadi karena Merapi masih berstatus awas,” ujar Kepala Balai Pusat Penelitian Teknologi Kegunungapian, Subandrio, saat dikonfirmasi okezone.

Selain itu, kata dia, gempa tremor juga masih terjadi. Guguran larva pun terjadi sebanyak 10 kali. “Tadi juga gempa tektonik terjadi sebanyak dua kali,” singkatnya.

Hingga kini, jumlah korban akibat letusan Korban Merapi terus bertambah. Sampai dengan Jumat pukul 10.00 WIB, jumlah korban tewas mencapai 161 orang.

Berdasarkan keterangan Humas Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Trino Heru Nugroho, 161 korban tewas adalah jumlah gabungan korban Merapi pada letusan pertama pada 26 Oktober dan letusan kedua pada 5 November. Di mana pada letusan pertama sebanyak 37 tewas, sedangkan pada letusan kedua sebanyak 124 jiwa.
(teb)

Kamis, 11 November 2010

PROFIL BARACK OBAMA Presiden AS yang Bisa Bahasa Indonesia


Senin, 8 November 2010 | 13:52 WIB
AP
Tersenyum hadapi kekalahan. Presiden AS, Barack Obama, melakukan panggilan telepon kepada John Boehner, yang akan menjadi Ketua DPR AS berikutnya setelah Partai Republik dipastikan menguasai mayoritas kursi di DPR (House of Representatives), dari Treaty Room di Gedung Putih.

Barack Obama lahir pada 4 Agustus 1961 di Hawaii; belajar hukum di Harvard; bekerja sebagai pengacara hak-hak sipil di Chicago; bertugas di senat negara bagian Illinois tahun 1996-2004; terpilih sebagai senator tahun 2004; dan terpilih sebagai Presiden AS tahun 2008.

KOMPAS.com
 — Barack Obama membuat sejarah pada 4 November 2008 ketika ia, pada usia 47 tahun, dengan mudah mengalahkan saingannya dari Partai Republik, John McCain, untuk menjadi presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat. Dalam kampanye menuju Gedung Putih, ia pun sudah mencatat sejarah baru. Ia merupakan kandidat kulit hitam pertama yang menjadi pilihan Partai Demokrat, salah satu partai besar di AS. Pidatonya yang menggugah, dikombinasi dengan pesona mudanya, meraih pendukung di AS dan pengagum di seluruh dunia. Pada 20 Januari 2009, ia disumpah sebagai Presiden ke-44 AS, dan pada 9 Oktober tahun yang sama, ia meraih Hadiah Nobel Perdamaian.

Namun, dua tahun setelah berkuasa, kepercayaan rakyat AS terhadapnya memudar, terutama karena kegagalannya dalam memulihkan secara cepat kondisi perekonomian AS yang terpuruk akibat krisis. Ia mendapat pukulan keras berupa kekalahan partainya pada pemilihan sela yang berlangsung 2 November lalu. Partai Demokrat kehilangan posisi mayoritas di DPR (House of Representative) dan jumlah kursi di Senat tergerus meski sebagai mayoritas. 

Dalam dua tahun kekuasaannya, di dalam negeri, ia berjuang keras untuk mengegolkan upaya reformasi kesehatan AS yang mendapat tentangan sengit. Sementara itu, secara internasional, sebagian besar usahanya berfokus pada upaya untuk mencapai perjanjian baru tentang pelucutan senjata nuklir dan perubahan iklim. Sejumlah usaha lain untuk persoalan luar negeri belum berbuah. Meski telah ada beberapa kemajuan dalam masalah Irak, antara lain dengan penarikan pasukan AS dari negara itu dan pada saat bersamaan tentara Irak diberi kesempatan untuk berbenah diri, persoalan di Afganistan tidak kunjung memberi titik terang dengan aksi pemberontakan yang kian memanas.

***
Obama pertama kali muncul ke panggung nasional ketika ia menimbulkan kejutan pada Konvensi Nasional Partai Demokrat tahun 2004 dalam sebuah pidato tentang kemandirian dan aspirasi. Putra seorang pria Kenya dan perempuan kulit putih dari Kansas itu menekankan sejarah pribadinya dalam sebuah pidato yang mencerminkan cita-cita tradisional Amerika. "Melalui kerja keras dan ketekunan, ayah saya mendapat beasiswa untuk belajar di tempat yang menarik, Amerika, yang menjadi simbol kebebasan dan kesempatan bagi begitu banyak orang yang datang sebelum dia," katanya.

Tak lama setelah itu, ia terpilih sebagai anggota senat dari Illinois. Ia kemudian menjadi kesayangan media dan salah satu tokoh yang paling "terlihat" di Washington.

Obama dinamai menurut nama ayahnya, yang tumbuh di daerah penggembalaan kambing di Kenya, tetapi mendapat beasiswa untuk belajar di Hawaii. Di sana, orang Kenya itu bertemu dan menikah dengan ibu Obama, Ann, yang tinggal di Honolulu bersama orangtuanya. Ketika Obama masih balita, ayahnya mendapat kesempatan belajar di Harvard, tetapi karena tidak cukup uang, keluarganya tidak ikut dibawa. Sang ayah kemudian kembali ke Kenya sendirian. Di sana ia bekerja sebagai ekonom pemerintah dan pasangan (ayah-ibu Obama) itu bercerai.

Ketika Obama berusia enam tahun, ibunya menikah lagi dengan seorang pria Indonesia dan keluarganya pindah ke Jakarta. Meski ayahnya dan ayah tirinya Muslim, Obama menganut Kristen dan bersekolah di sekolah umum dan Katolik selama empat tahun, 1968-1971, dan ia tinggal di Jakarta. Kunjungannya ke Jakarta yang berlangsung kurang dari 24 jam pada 9 dan 10 Nevember ini, menurut para pejabat Gedung Putih, selain sangat strategis untuk kepentingan AS, terutama dalam menjembatani AS dengan Islam, juga sangat spesial bagi Obama secara pribadi. "Obama merupakan Presiden AS pertama yang bisa berbahasa Indonesia. Indonesia sangat penting bagi AS," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Dari Jakarta, Obama kemudian kembali ke Hawaii untuk tinggal bersama kakek-neneknya dan bersekolah. Obama melanjutkan studi ilmu politik di Universitas Columbia di New York, kemudian pindah ke Chicago, tempat ia menghabiskan tiga tahun sebagai seorang community organiser. Tahun 1988, ia memasuki Harvard Law School, di sana ia menjadi seorang Afrika-Amerika pertama yang menjadi Presiden Harvard Law Review.

Selama liburan musim panas dari Harvard, Obama kembali ke Chicago dan magang di sebuah firma hukum. Pada masa magang itu ia bertemu dengan Michelle Robinson, mereka berpacaran dan menikah tahun 1992. Pasangan itu memiliki dua anak perempuan, Malia dan Sasha.

Selesai di Harvard, Obama kembali ke Chicago untuk berpraktik hukum hak-hak sipil, mewakili korban-korban yang mengalami diskriminasi. 

Ia kemudian bekerja di senat negara bagian Illinois dari 1996 sampai 2004, sebelum memenangkan kursi di Senat AS. Di Capitol Hill, Obama tercatat sebagai yang bersuara lantang terkait isu yang menjadi fokus partainya, tetapi juga bekerja dengan rekan-rekan Republik dalam isu-isu seperti pendidikan dan pencegahan HIV/AIDS.

***
Senator Obama menghadiri kebaktian di Trinity United Church of Christ di Chicago selama hampir dua dasawarsa, tetapi kemudian memisahkan diri dari tempat itu pada bulan Mei 2008 setelah khotbah kontroversial seorang pendeta Trinity menjadi berita utama.

Bagi banyak orang, Obama tampak seperti orang yang datang dari dunia antah-berantah dalam upayanya untuk menjadi Presiden AS. Meskipun ia pernah bertugas di senat negara bagian Illinois selama delapan tahun, baru tahun 2004 dia tampil menonjol secara nasional, dengan pidatonya yang menggugah pada Konvensi Nasional Partai Demokrat.

Hanya dalam waktu dua tahun menjelang pemilu, nama, wajah, dan kisahnya menjadi terkenal di luar Amerika. Senator itu merebut nominasi Partai Demokrat setelah perjuangan panjang dan melelahkan menghadapi saingan yang merupakan politisi kawakan, mantan Ibu Negara AS, Hillary Clinton.

Dalam perjalanan kampanyenya, Senator Obama memecahkan rekor untuk penggalangan dana dengan memanfaatkan internet bagi pengumpulan sejumlah besar sumbangan kecil ataupun dari sumbangan dalam jumlah besar dari perusahaan. Dia juga menunjukkan kemampuan untuk mengumpulkan massa hingga 100.000 orang atau lebih untuk ikut dalam pawai kampanye.

Minggu, 07 November 2010

513 Jamaah "Sandal Jepit" Masuk Arab Saudi


beritaJEDDAH - Jamaah haji nonkuota asal Indonesia terus berbondong-bondong masuk ke Arab Saudi. Hingga kemarin, jumlahnya sudah mencapai 513 orang.

Jumlah ini diperkirakan masih terus membengkak hingga menjelang closing date di Bandara King Abdul Azis Jeddah 10 November nanti.

Jamaah yang biasa disebut "sandal jepit" ini memang dibilang nekat hanya bermodalkan visa dan paspor untuk berangkat ke Tanah Suci. Mereka juga sering membuat jamaah reguler yang berangkat dari Tanah Air menjadi terganggu ketika menempati pemondokan di Mina.

Mereka sering menggunakan tenda-tenda jamaah haji Indonesia yang membuat para jamaah reguler jadi tersisihkan. Berdasarkan data yang dikumpulkan PPIH Arab Saudi, Sabtu (6/11/2010), sudah terdapat 513 jamaah "sandal jepit" yang masuk ke Makkah.

1. KBIH Mirfat asal Lebak, Banten dengan biaya Rp50 juta per kepala dengan jumlah 216 jamaah.

2. KBIH Attaubah, asal Riau tidak diketahui biaya dengan jumlah jamaah jamaah satu orang.

3. KBIH Nur Dzikrullah dengan biaya Rp65 juta asal Padang, Sumbar dengan jumlah jamaah sembilan orang.

4. PT Makmur Mulia asal Banjarmasin dengan biaya Rp65 juta dengan jumlah jamaah 124 orang.

5. PT Kanomas asal Jakarta biaya tidak diketahui dengan jumlah jamaah sebanyak 69 orang.

6. KBIH Al Rayan asal Tangerang tidak diketahui jumlah biaya dengan jumlah jamaah 16 orang.

7. KBIH Al Falah asal Jakarta dengan biaya Rp60 juta ada 70 jamaah yang menjadi anggota.

8. KBIH Ar Ridha, asal Jakarta tidak diketahui biayanya dengan jumlah jamaah delapan orang.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Chairunnisa mengatakan pihaknya meminta kepada pemerintah untuk menindak tegas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang membawa jamaah nonkuota.

"Kalau bisa ada hukuman terhadap KBIH tersebut," tandas Chairunnisa saat berkunjung ke Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah, Jumat 5 November malam.
(ram)